DEHIDRASI PADA ANAK
Dehidrasi Pada Anak – Berarti bahwa tubuh anak kekurangan cairan yang cukup. Dehidrasi dapat terjadi karena muntah, diare, tidak minum cukup cairan, atau kombinasi dari kondisi ini. Jarang, berkeringat terlalu banyak atau terlalu banyak kencing dapat menyebabkan dehidrasi. Bayi dan anak kecil jauh lebih mudah mengalami dehidrasi daripada anak yang lebih besar atau orang dewasa, karena mereka dapat kehilangan cairan dengan relatif lebih cepat.
Dehidrasi Pada Anak
Dehidrasi pada anak paling sering disebabkan oleh demam, diare, muntah, dan penurunan kemampuan minum atau makan yang berhubungan dengan infeksi virus. Infeksi virus umum yang menyebabkan muntah atau diare termasuk rotavirus, virus Norwalk, dan adenovirus. Kadang-kadang luka di mulut anak (disebabkan oleh beberapa virus) membuatnya sakit untuk makan atau minum, yang menyebabkan atau memperburuk dehidrasi. Infeksi bakteri yang lebih serius dapat membuat anak kecil sulit untuk makan dan dapat menyebabkan muntah dan diare. Infeksi bakteri umum termasuk Salmonella, Escherichia coli, Campylobacter, dan Clostridium difficile. Infeksi parasit oleh Giardia lamblia menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai giardiasis, yang dapat menyebabkan diare dan kehilangan cairan.
Berkeringat yang meningkat dari lingkungan yang sangat panas dapat menyebabkan dehidrasi. Buang air kecil yang berlebihan dapat disebabkan oleh diabetes mellitus yang tidak diketahui atau tidak diobati (tidak menggunakan insulin) atau diabetes insipidus. Kondisi seperti cystic fibrosis atau celiac sprue tidak memungkinkan makanan diserap dan dapat menyebabkan dehidrasi.
Apa saja gejala dehidrasi pada anak?
Berhati-hatilah jika anak Anda kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah atau diare, atau jika anak menolak untuk makan atau minum.
Tanda-tanda dehidrasi meliputi:
- Mata cekung
- Mengurangi frekuensi buang air kecil atau popok kering
- Ubun-ubun cekung di bagian depan kepala pada bayi (disebut fontanel)
- Tidak ada air mata saat anak menangis
- Selaput lendir kering atau lengket (lapisan mulut atau lidah)
- Kelesuan (kurang dari aktivitas normal)
- Iritabilitas (lebih banyak menangis, rewel)
Kapan saya harus menghubungi dokter jika anak saya mengalami dehidrasi?
Bayi dan anak kecil dapat mengalami dehidrasi dengan cepat.
Hubungi dokter Anda jika anak Anda memiliki salah satu dari yang berikut:
- Mulut kering
- Menangis tanpa air mata
- Tidak ada output urin selama lebih dari empat hingga enam jam
- Mata cekung
- Faeces berdarah
- Sakit perut
- Muntah lebih dari 24 jam, atau muntah yang berwarna hijau konsisten
- Demam lebih tinggi dari 103 F (39,4 C)
- Aktivitas kurang dari biasanya
- Buang air kecil lebih dari biasanya
Bawa anak ke Unit Gawat Darurat rumah sakit dalam situasi berikut :
- Jika anak Anda lesu (sulit dibangunkan)
- Jika Anda tidak dapat menghubungi dokter Anda
- Jika anak Anda mengeluh sakit perut yang parah
- Jika mulut anak Anda terlihat kering
Dapatkan penawaran terbaik dari Plazamedis untuk anda yang ingin mengadakan kegiatan medical check up massal di perusahaan. Bonus layanan jangka dengan biaya 30-50% lebih murah dari klinik dan laboratorium yang ada.
[/et_pb_blurb][/et_pb_column_inner][et_pb_column_inner type=”1_2″ saved_specialty_column_type=”3_4″ _builder_version=”4.4.5″ global_colors_info=”{}”][et_pb_blurb title=”Medical Check Up Perorangan” image=”https://plazamedis.net/wp-content/uploads/2020/04/Medical-Check-Up-Perorangan-1.png” alt=”Medical Check Up Perorangan” _builder_version=”4.13.1″ global_colors_info=”{}”]Cek info paket dan penawaran medical check up perorangan yang disediakan oleh klinik dan rumah sakit yang ada di sekitar anda. Lebih mudah dan murah mendapatkan medical check up yang sesuai kebutuhan anda dari pada datang langsung ke klinik dan rumah sakit
[/et_pb_blurb][/et_pb_column_inner][/et_pb_row_inner][et_pb_row_inner _builder_version=”4.13.1″ _module_preset=”default” global_colors_info=”{}”][et_pb_column_inner saved_specialty_column_type=”3_4″ _builder_version=”4.13.1″ _module_preset=”default” global_colors_info=”{}”][et_pb_text _builder_version=”4.13.0″ _module_preset=”default” text_text_color=”#FFFFFF” text_font_size=”20px” link_text_color=”#FFFFFF” background_color=”#e04135″ custom_margin=”||0px||false|false” custom_padding=”10px||10px||true|false” global_colors_info=”{}”]Baca Juga : Penyakit Anemia Pada Vegetarian
[/et_pb_text][/et_pb_column_inner][/et_pb_row_inner][/et_pb_column][et_pb_column type=”1_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” global_colors_info=”{}” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_sidebar area=”et_pb_widget_area_1″ _builder_version=”4.4.2″ custom_padding=”40px|20px|0px|20px|false|true” border_width_all=”2px” border_color_all=”#ec3055″ global_module=”2016″ global_colors_info=”{}”][/et_pb_sidebar][/et_pb_column][/et_pb_section]